Kamis, 21 September 2017

John Venn, Penemu Diagram Venn

John Venn lahir tahun 1834 di Hull, Yorkshire. Ibunya, Martha Sykes, berasal dari Swanland, dekat Hull, dan meninggal ketika John hanya tiga. Ayahnya adalah Rev Henry Venn yang, pada waktu kelahiran Yohanes, adalah rektor paroki Drypool dekat Hull.

 Henry Venn, seorang rekan dari Queens ', berasal dari sebuah keluarga perbedaan. ayahnya sendiri, kakek John, adalah Rev John Venn yang telah rektor Clapham di London selatan. Dia adalah seorang pemimpin Sekte Clapham, sekelompok orang Kristen evangelis berpusat pada gereja-Nya yang berkampanye untuk reformasi penjara dan penghapusan perbudakan dan olahraga kejam.

Ayah John Venn's (Henry) juga memainkan peran penting dalam gerakan Kristen evangelis. Masyarakat Misi di Afrika dan Timur didirikan oleh pendeta evangelis Gereja Inggris pada 1799, dan pada tahun 1812 namanya diubah Gereja Missionary Society untuk Afrika dan Timur.

Henry Venn menjadi sekretaris Masyarakat ini dari 1841. Dia pindah ke Highgate dekat London dalam rangka melaksanakan tugas dan memegang posisi ini sampai kematiannya pada tahun 1873.

John Venn dibesarkan ketat. Diharapkan bahwa ia akan mengikuti tradisi keluarga ke dalam pelayanan Kristen. Setelah Highgate Sekolah, ia masuk Gonville dan Caius College, Cambridge, pada tahun  1853.

Ia lulus pada 1857 dan tak lama kemudian terpilih sebagai sesama kampus. Dia ditahbiskan sebagai diakon di Ely pada tahun 1858 dan menjadi imam pada tahun 1859. Pada 1862 ia kembali ke Cambridge sebagai dosen di ilmu moral.

Venn juga memiliki keahlian langka di mesin bangunan. Dia menggunakan keterampilan untuk membangun sebuah mesin untuk bowling bola kriket, yang begitu baik bahwa ketika tim Cricket Australia mengunjungi Cambridge pada tahun 1909, mesin Venn yang bersih terpesona salah satu bintang puncaknya empat kali.

Area utama Venn tentang bunga logika dan ia menerbitkan tiga teks pada subjek. Dia menulis Peluang Logika yang memperkenalkan interpretasi frekuensi atau frekuensi teori probabilitas pada 1866, Symbolic Logic yang memperkenalkan diagram Venn di tahun 1881, dan Prinsip-prinsip empiris Logika pada tahun 1889.

       Pada 1883, Venn terpilih Royal Society. Pada tahun 1897, ia menulis riwayat kuliah, berjudul The History biografi Gonville dan Caius College ,1349-1897. Dia memulai kompilasi catatan biografi alumni Universitas Cambridge, sebuah karya yang dilanjutkan oleh putranya, John Archibald Venn (1883-1958) dan diterbitkan sebagai Cantabrigienses Alumni dalam 10 volume 1.922-1.953. John Venn meninggal pada tahun 1923 di Cambridge, dan dimakamkan di dekatnya pada Churchyard Trumpington (Extension).

Sumber : http://www.gudangmateri.com/2010/04/biografi-john-venn.html

Jumat, 29 Mei 2015

Perkalian Titik dan Perkalian Silang Vektor

Vektor bukan bilangan biasa, sehingga perkalian biasa tidak bisa langsung digunakan pada vektor. Kita harus menggunakan perkalian vektor. Perkalian vektor terdiri dari dua jenis, yaitu perkalian titik dan perkalian silang. Perkalian titik disebut juga perkalian skalar karena menghasilkan besaran skalar. Perkalian silang disebut juga perkalian vektor karena perkalian tersebut menghasilkan besaran vektor.
Misalnya terdapat dua vektor, yakni A dan B. Perkalian skalar dari vektor A dan B dinyatakan denganA.B (karena digunakan notasi titik maka perkalian ini dinamakan perkalian titik). Perkalian vektor dari Adan B dinyatakan dengan A x B. Karena digunakan notasi x, maka perkalian ini disebut perkalian silang.
Perkalian titik
Misalnya diketahui vektor A dan B sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Perkalian titik antara vektor Adan B dituliskan sebagai A.B (A titik B).
Untuk mendefinisikan perkalian titik dari vektor A dan B (A.B), digambarkan vektor A dan vektor B yang membentuk sudut teta (sambil lihat gambar di bawah). Selanjutnya kita gambarkan proyeksi dari vektor Bterhadap arah vektor A. Proyeksi ini adalah komponen dari vektor B yang sejajar dengan vektor A, yang besarnya sama dengan B cos teta.
Dengan demikian, kita definisikan A.B sebagai besar vektor A yang dikalikan dengan komponen vektor B yang sejajar dengan A. Secara matematis dapat kita tulis sebagai berikut :
AB cos teta merupakan bilangan biasa (skalar). Karenanya perkalian titik disebut juga perkalian skalar. Bagaimana jika perkalian titik antara vektor A dan dibalik menjadi B.A ? sebelum kita definisikan B.A, terlebih dahulu kita gambarkan proyeksi dari vektor A terhadap vektor B (lihat gambar di bawah).
Berdasarkan gambar ini, kita dapat mendefinisikan B.A sebagai besar vektor B yang dikalikan dengan komponen vektor A yang sejajar dengan B. Secara matematis dapat kita tulis sebagai berikut :
Hasil perkalian titik A.B = AB cos teta dan hasil perkalian titik B.A = BA cos teta. Karena AB cos teta = BA cos teta, maka berlaku A.B = B.A
Beberapa hal dalam perkalian titik yang perlu anda ketahui :
1. Perkalian titik memenuhi hukum komutatif
A.B = B.A
2. Perkalian titik memenuhi hukum distributif
A. (B + C) A.B + A.C
3. Jika vektor A dan B saling tegak lurus, maka hasil perkalian titik A.B = 0
Ketika vektor A dan B saling tegak lurus, maka sudut yang dibentuk adalah 90o. Cos 90o = 0. Dengan demikian :A.B = AB cos teta = AB cos 90o = 0. Sebaliknya, B.A = BA cos teta = BA cos 90o = 0
4. Jika vektor A dan vektor B searah, maka A.B = AB cos 0o = AB
Ketika vektor A dan B searah, maka sudut yang dibentuk adalah 0o. Cos 0 = 1. Dengan demikian, A.B AB costeta = AB cos 0AB. Sebaliknya B.A = BA cos teta = BA cos 0o = BA
(Anda jangan bingung dengan AB dan BA. Besar AB = besar BA. Misalnya besar vektor = 2. besar vektor B = 3. maka A.B = 2.3 = 6; ini sama saja dengan B.A = 3.2 = 6. dipahami perlahan-lahan ya…)
5. Syarat lain dari dua vektor yang searah, jika A = B maka diperoleh A.A = A2 atau B.B = B2
6. Jika vektor A dan B berlawanan arah (ketika dua vektor berlawanan arah maka sudut yang dibentuk adalah 180º), maka hasil perkalian A.B = AB cos 180º = AB (-1) = -AB.
Cos 180º = -1.
Contoh soal :
Sebuah vektor A memiliki besar 4 satuan dan vektor B memiliki 3 satuan. Tentukan hasil perkalian titik dari kedua vektor jika sudut yang dibentuk oleh kedua vektor adalah 60º, 90º dan 180o
Panduan jawaban :
Karena A.B = B.A maka kita bisa memilih menggunakan salah satu. Misalnya kita menggunakan A.B, dengan demikian kita tulis persamaannya
A.B = AB cos teta
Besar A = 4 satuan dan besar B = 3 satuan.
[perkalian-titik-dan-silang-6.JPG]
Soal latihan :
Dua vektor A dan B masing-masing besarnya 6 satuan dan 4 satuan. Tentukan perkalian titik antara kedua vektor jika sudut yang terbentuk adalah 30o, 60o, 90o, 120o, 150o, 180o

Perkalian silang

Perkalian silang dari dua vektor, misalnya vektor A dan B ditulis sebagai x B (A silang B). Perkalian silang dikenal dengan julukan perkalian vektor, karena hasil perkalian ini menghasilkan besaran vektor.
Misalnya vektor A dan vektor B tampak seperti gambar di bawah.
Untuk mendefinisikan perkalian silang antara vektor A dan B (A x B), kita gambarkan vektor dan B seperti gambar di atas, dan digambarkan juga komponen vektor B yang tegak lurus pada A (lihat gambar di bawah), yang besarnya sama dengan B sin teta
Dengan demikian, kita dapat mendefinisikan besar perkalian silang vektor A dan B (B) sebagai hasil kali besar vektor A dengan komponen vektor B yang tegak lurus pada vektor A.
Bagaimana jika A x B kita balik menjadi B x A ?
Terlebih dahulu kita gambarkan vektor B dan A serta komponen vektor A yang tegak lurus pada B (amati gambar di bawah…)
Berdasarkan gambar ini, kita dapat mendefinisikan perkalian silang antara vektor B dan A (B x A) sebagai hasil kali besar vektor B dengan komponen vektor A yang tegak lurus pada vektor B. Secara matematis ditulis :
Arah Perkalian Silang x B
Perkalian silang adalah perkalian vektor, sehingga hasil perkaliannya memiliki besar dan arah. Besar hasil perkalian vektor telah kita turunkan di atas, sekarang kita menentukan arahnya. Untuk menentukan arah A x B, terlebih dahulu kita gambarkan vektor A dan B seperti gambar di bawah. Kedua vektor ini kita letakan pada suatu bidang (sambil lihat gambar di bawah ya….)
Kita definisikan perkalian silang x B sebagai suatu vektor yang tegak lurus bidang di mana vektor A dan Bberada. Besarnya sama dengan AB sin teta. Jika C = A x B maka C = AB sin teta
Arah C tegak lurus bidang di mana vektor A dan B berada. Kita dapat menggunakan kaidah tangan kanan untuk menentukan arah C. Jika kita menggenggam jari tangan di mana arahnya berlawanan dengan arah putaran jarum jam, maka arah C searah dengan arah ibu jari menuju ke atas.
Arah Perkalian Silang B x A
Untuk menentukan arah B x A, terlebih dahulu kita gambarkan vektor B dan A seperti gambar di bawah. Kedua vektor ini kita letakan pada suatu bidang (sambil lihat gambar di bawah ya….)
Jika C = A maka C = BA sin teta.
Arah C tegak lurus bidang di mana vektor B dan A berada. Kita dapat menggunakan kaidah tangan kanan untuk menentukan arah C. Jika kita menggenggam jari tangan di mana arahnya searah dengan arah putaran jarum jam, maka arah C sama dengan arah ibu jari menuju ke bawah.
A x B tidak sama dengan x A. Hasil perkalian silang menghasilkan besaran vektor, di mana selain mempunyai besar, juga mempunyai arah. Pada penurunan di atas, arah A x B berlawanan arah dengan B x A.
Beberapa hal dalam perkalian silang yang perlu anda ketahui :
1. Perkalian silang bersifat anti komutatif.
x B = – x A
Tanda negatif menunjukkan bahwa arah B pada B berlawanan dengan arah B pada B x A.
2. Jika kedua vektor saling tegak lurus maka sudut yang dibentuk adalah 90o. Sin 90o = 1. Dengan demikian, besar hasil perkalian silang antara vektor A dan B akan tampak sebagai berikut :
x B = AB sin teta = AB sin 90AB
B x A = BA sin teta = BA sin 90BA
Ingat ya, ini adalah besar hasil perkalian silang.
3. Jika kedua vektor searah, maka sudut yang dibentuk adalah 0o. Namanya juga segaris…
Sin 0o = 0. Dengan demikian, nilai alias besar hasil perkalian silang antara vektor A dan B akan tampak sebagai berikut.
A x B = AB sin teta = AB sin 0o = 0
B x A = BA sin teta = BA sin 0o = 0
Hasil perkalian silang antara dua vektor yang searah alias segaris kerja sama dengan nol.